Haruskah Penulis Membuat Outline?

Halo, Sahabat Fizzo. Nama saya Mega. Kali ini saya akan sharing tentang "Haruskah Penulis Membuat Sebuah Outline?"

Banyak penulis yang bertanya-tanya, haruskah mereka membuat outline sebelum menulis cerita? Apakah tujuan dari menulis sebuah outline?

Outline ada dua jenis.

Yang pertama yaitu outline kasar dan outline detail.

Dua jenis outline:

  • Outline Kasar
  • Outline Detail

Outline kasar, berisi latar belakang cerita, desain tokoh-tokoh, premis utama, dan gambaran cerita dari awal sampai akhir secara garis besar.

Outline detail, berisi rancangan poin-poin penting yang akan terjadi di tiap bab.

Secara umum, outline kasar berisi rancangan arah cerita secara garis besar, sedangkan

outline detail lebih berfokus pada ritme cerita.

Selain dari itu, terdapat perbedaan fungsi outline pada penulis yang masih pemula dengan penulis yang sudah berpengalaman.

Outline Untuk Penulis Pemula ada 3 fungsi

Yang pertama adalah outline untuk memperkuat cerita.

1. Outline untuk memperkuat cerita

Pada penulis pemula, outline sangat membantu untuk mengontrol arah cerita.

Dengan membuat outline, penulis jadi punya gambaran jelas tentang alur cerita, hubungan antar tokoh, dan logika cerita.

Proses menjaga konsistensi karakterisasi tokoh jadi lebih mudah, dan mencegah alur cerita yang bertele-tele.

Outline juga memegang peranan penting untuk jenis cerita yang banyak menggunakan perpindahan setting.

Fungsi yang kedua adalah outline untuk menentukan titik awal.


2. Outline untuk menentukan titik awal

Outline bisa membantu penulis untuk menemukan titik awal terbaik.

Ada sebuah kebiasaan umum yang pada novel online, mengenai tiga bab pertama.

Tiga bab pertama yang menarik adalah salah satu faktor kunci kepopuleran sebuah novel online.

Outline kasar bisa membantu penulis untuk menentukan titik awal terbaik untuk diletakkan di tiga bab pertama tersebut.

Pada tiga bab pertama, penulis harus bisa memasukkan adegan-adegan menarik sehingga para pembaca bisa langsung terpikat.

Penulis jadi bisa menghindari menggunakan hal-hal klise untuk membuka suatu cerita, misalnya adegan bangun tidur, sarapan, atau terlambat ke sekolah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan inti dari cerita.


3. Outline untuk motivasi

Outline bisa menjadi tujuan untuk menulis. Saat penulis merasa bingung, jenuh, lelah penulis bisa mengecek kembali outline yang sudah mereka buat. Dengan bantuan outline pula, penulis bisa membuat rencana akan adegan apa saja yang mau ditulis setiap harinya.


Outline Untuk Penulis Berpengalaman

Selanjutnya ada tiga fungsi utama outline untuk penulis berpengalaman. Yang pertama adalah outline untuk mengarahkan cerita panjang.

1. Outline untuk mengarahkan cerita panjang

Pada penulis berpengalaman, outline bisa berfungsi untuk mengarahkan plot lanjutan dari sebuah cerita panjang, untuk mencegah plot lanjutan yang tidak konsisten dengan plot sebelumnya,

dan juga untuk memperkuat jalinan hubungan sebab-akibat antar konflik.


2. Outline untuk menjalin sub-plot Outline detail dapat juga mengarahkan ritme cerita, apalagi sehubungan dengan sub-plot.

Jalinan konflik yang tadinya seperti benang kusut di dalam kepala penulis, jika dituangkan di dalam outline jadi lebih jelas, sehingga penulis juga akan lebih bebas dalam menyebarkan detail, petunjuk, bahkan misteri di beberapa bab berbeda.

Penulis bisa menghindari info dump, artinya mengumbar seluruh detail hanya di satu bab saja, sehingga tidak ada lagi misteri atau petunjuk yang bisa membuat pembaca penasaran untuk mengikuti kelanjutan cerita.

  • Outline dan ide-ide baru
  • Adanya outline bukan berarti penulis tidak bisa menambahkan ide-ide baru.

    Justru dengan adanya outline, penulis bisa memanfaatkan ide baru tanpa membuat cerita kehilangan arah.

    Penulis bisa menentukan apakah ide baru tersebut bisa memperkuat cerita, atau malah membuat cerita jadi bertele-tele, dengan cara memeriksa outline.

    Keuntungan Membuat Outline

    1. Merancang cerita dari awal sampai akhir

    2. Mengetahui unsur-unsur penting dalam cerita

    3. Menentukan panjang naskah

    4. Pegangan dalam berdiskusi dengan editor


    Selain perbedaan fungsi outline di antara penulis pemula dan penulis berpengalaman, ada empat keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan menulis outline.

    1. Merancang cerita dari awal sampai akhir

    Kadang ide yang kita punya baru berupa potongan sebuah adegan, atau sebuah pasangan dengan dinamika hubungan mereka, atau sebuah ide yang terinspirasi dari sebuah kejadian di dunia nyata.

    Supaya ide bisa menjadi sebuah cerita yang utuh, dibutuhkan sebuah alur.

    Outline bisa membantu kita mengubah sebuah ide menjadi sebuah cerita dengan alur yang lengkap dari awal sampai akhir, serta jelas hubungan sebab dan akibatnya.


    2. Mengetahui unsur-unsur penting dalam cerita

    Lewat outline pula, kita bisa merancang karakterisasi tokoh, bagaimana mereka akan bereaksi mereka terhadap sebuah kejadian yang terjadi di dalam alur. Kita juga bisa melihat hubungan antar karakter, dan bagaimana plot akan berjalan serta bagaimana sebuah setting akan mempengaruhi konflik yang akan terjadi di dalam cerita kita.

    Inilah yang menjadi acuan saat menulis, supaya logika cerita tetap konsisten dari awal sampai akhir.


    3. Menentukan panjang naskah

    Plot serta sub-plot yang dibutuhkan untuk cerita sepanjang 150.000 kata akan berbeda dengan cerita sepanjang 300.000.

    Jika jalinan plot terlalu padat, maka penulis akan kesulitan menjaga ritme pada sebuah cerita sepanjang 150.000 kata.

    Jika jalinan plot kurang, maka sebuah naskah sepanjang 300.000 kata akan menjadi terlalu bertele-tele.

    Insting dalam menentukan jumlah kata dan plot yang diperlukan akan terasah seiring dengan bertambahnya pengalaman menulis.

    Selain itu, insting ini juga bisa dilatih dengan banyak membaca novel-novel lainnya.


    4. Pegangan dalam berdiskusi dengan editor

    Saat bekerja sama dengan platform, ada kalanya penulis harus berdiskusi dengan editor.

    Apabila penulis mempunyai outline sebagai pegangan, maka diskusi akan menjadi lebih hemat waktu.

    Outline menunjukkan garis besar serta poin-poin penting dalam cerita, sehingga bisa menjadi acuan dalam diskusi yang bertujuan untuk mengembangkan plot,

    menjaga konsistensi karakter,dan menjaga ritme cerita.

    Editor juga bisa memberikan saran mengenai plot yang dibutuhkan sesuai dengan panjang naskah.

    Pada akhirnya, membuat outline bukanlah keharusan,

    tapi bisa jadi sangat menguntungkan untuk penulis.

    Ada penulis yang tidak membuat outline, tapi masih mampu menulis secara rutin dengan kualitas yang terjaga.

    Guna dari outline adalah untuk memberikan gambaran plot secara keseluruhan, sehingga penulis bisa menemukan bagian yang sekiranya masih bisa diasah menjadi lebih baik lagi.

    Dan tentunya outline akan sangat membantu sebagai pegangan, saat penulis akan berdiskusi dengan editor mengenai pengembangan cerita.

    Namun, jangan jadikan outline sebagai patokan absolut yang tidak bisa diubah. Itu karena seiring kita menulis, kita pasti akan menemukan detail baru yang sebelumnya tidak kita sadari.

    Jangan ragu untuk mengubah jika dirasa perlu. Bagaimanapun hasil akhir lah yang akan dibaca oleh pembaca, bukan outline itu sendiri.

    Selamat menulis~