Halo, Sahabat Fizzo. Nama saya Mega, kali ini saya akan sharing tentang, "Cara Menulis Adegan Pembuka yang Menarik".
Mengapa adegan pembuka yang menarik itu penting?
Di zaman yang serba cepat ini, ada banyak konten yang menarik di berbagai media.
Saking banyaknya, kita jadi terlatih menentukan suka atau tidak hanya dari beberapa detik pertama.
Kalau tidak suka, kita akan langsung menggulir ke konten berikutnya, begitu terus sampai kita menemukan konten yang benar-benar ingin kita nikmati.
Dan tentu saja, hal ini berlaku untuk novel online.
Jika tidak bisa memikat sejak adegan pembuka, maka pembaca bisa pindah ke bacaan yang lain.
Sepenting itulah adegan pembuka untuk memikat pembaca.
Bagaimana cara menulis pembukaan yang memikat?
Ada perbedaan di antara adegan pembuka untuk cerita bertokoh utama wanita dengan cerita bertokoh utama pria.
Kalian mungkin bertanya, apa hubungannya menulis dengan gender?
Ketika menulis penting untuk membayangkan siapa pembacamu. Di dunia novel online penting untuk menentukan apakah pembacamu wanita atau pria. Beda dengan pembaca novel tradisional, di novel online, pembaca wanita yang--kebanyakan adalah anak perempuan--bisa jadi membaca novel bertokoh utama pria, tapi 99% pembaca pria tidak akan membaca novel yang bertokoh utama wanita. Kenapa? Karena mimpi perempuan dan lelaki berbeda.
Para lelaki ingin menaklukkan dunia dan menjadi satu-satunya juara, sementara para wanita ingin mengurus keluarga, dan menikmati cinta yang hangat. Apa yang mereka cari di novel online? Pada sebagian besar orang , mereka ingin menemukan mimpi mereka. Beda mimpi beda ekspektasi. Inilah kenapa kebanyakan novel yang bertokoh utama pria penuh dengan adegan menegangkan dan kekuatan supernatural, sementara novel bertokoh utama wanita biasanya banyak memiliki karakter CEO, penjelajah waktu, dan ratu.
Pada cerita bertokoh utama wanita, biasanya tokoh utama akan menaklukkan hati tokoh pria yang lebih dominan atau berkuasa. Ada juga tokoh antagonis yang akan menyusahkan hidup tokoh utama kita.
Maka untuk adegan pembukanya, kita harus bisa menciptakan sebuah kontras emosi di dalam cerita, sekaligus memicu suatu emosi di dalam diri pembaca kita.
Contoh kontras yang dimaksud adalah ketika tokoh utama kita mengalami banyak sekali kemalangan, hingga mereka berada di titik terendah dalam hidupnya.
Di situasi paling terpuruk seperti itu, tokoh utama kita bertemu dengan si tokoh pria yang menjadi kontras dari hal-hal buruk yang dia alami sebelumnya.
Sementara itu pada cerita bertokoh utama pria, perbedaan kontrasnya ada pada kapasitas di antara si tokoh utama dengan tokoh antagonisnya.
Konflik di antara tokoh utama dengan si tokoh antagonis harus langsung terlihat kontras sejak di adegan pembuka.
Contohnya, si tokoh antagonis adalah seorang pejabat tinggi di kantor, sedangkan tokoh utama kita yang terlihat miskin dan selalu dihina-dina ternyata adalah anak dari pemilik perusahaan.
Atau misalnya, ketika si tokoh antagonis adalah orang yang sangat kuat dan berkuasa, tapi ternyata tokoh utama kita memiliki sebuah kemampuan tersembunyi yang bisa digunakan untuk mengalahkan si tokoh antagonis.
Misalnya sebuah kemampuan di bidang medis, atau kemampuan untuk mengendalikan dunia saham, dan sebagainya.
Ketika kemampuan tersembunyi ini terungkap, maka akan terjadi sebuah putaran balik sehingga kini tokoh utama kita berada di atas angin.
Putaran balik inilah yang memicu rasa puas pada pembaca sehingga mereka ingin terus membaca cerita kita sampai selesai.
Maka dengan pemahaman dasar ini, berikut adalah beberapa poin yang harus diperhatikan saat membuat sebuah adegan pembuka:
Pertama-tama, untuk pembuka cerita bertokoh utama wanita.
Poin paling pertama untuk diperhatikan adalah "langsung kepada inti cerita".
Ini untuk langsung menunjukkan konflik utama kepada pembaca.
Jadi saat membaca adegan pembuka, mereka akan langsung tahu:
- Apakah cerita ini tentang pernikahan kontrak atau perjodohan?
- Apakah cerita ini tentang sebuah perselingkuhan?
- Ataukah ini adalah cerita yang settingnya ada di sekolah atau di kampus?
Di adegan pembuka saja, kita harus bisa membuat pembaca memahami inti, tema, dan plot yang dari cerita kita.
Pembaca punya ekspektasi tertentu saat melihat judul, sinopsis, genre, dan informasi lainnya.
Saat ekspektasi ini terjawab dengan adegan pembuka yang langsung menunjukkan inti cerita, maka akan lebih besar kemungkinan bagi pembaca untuk lanjut menikmati cerita kita.
Poin kedua adalah "penciptaan tokoh".
Cerita yang baik biasanya memiliki tokoh-tokoh yang ikonik dan menarik. Tokoh yang menarik, berarti tokoh yang mampu memicu emosi dan ekspektasi dari pembaca.
Bagaimana cara memicu ketertarikan pembaca kepada tokoh ciptaan kita di adegan pembuka?
Cobalah dengan teknik "penjulukan atau labeling".
Tunjukkan ciri khas tokoh, serta konflik yang mungkin terjadi karena karakterisasi mereka, sejak di adegan pertama.
Ciri khas yang dimaksud bisa berupa perilaku, penampilan, atau interaksi mereka dengan benda atau orang di sekitar mereka.
Contohnya, pada film "Dilan 1990".
Tokoh Dilan memasuki adegan pertama dengan memakai jaket jeans, mengendarai motor, dan menyapa tokoh Milea dengan sebuah gombalan.
Kita langsung bisa menebak bahwa tokoh Dilan kemungkinan adalah anggota geng motor karena penampilannya,
dan ternyata gombalan yang dia lemparkan menjadi daya tariknya di sepanjang film.
Contoh lain, pada film "Dua Garis Biru".
Lewat pengumuman nilai ujian di adegan pertama, kita langsung tahu bahwa tokoh Dara adalah siswi terpintar di kelas, sedangkan tokoh Bima adalah siswa terbodoh di kelasnya.
Lewat interaksi dengan tokoh lain, kita mengetahui bahwa ternyata Dara & Bima berpacaran meskipun sifat mereka berdua sangatlah kontras.
Dari adegan pertama di kedua film tersebut, kita bisa langsung mengenali tokoh-tokohnya hanya dengan ciri khas mereka. Inilah yang disebut dengan teknik "penjulukan atau labeling".
Jika kita ingin menampilkan ciri khas mereka lewat "perilaku dan dialog",
maka pastikan kedua hal ini mempunyai pengaruh terhadap potensi konflik di bab-bab berikutnya. Ini sangat berguna dalam membuat pembaca paham dan merasa tertarik akan para tokoh, sejak di adegan pembuka.
Ini juga bisa digunakan untuk "menciptakan ketegangan".
Ketegangan yang dimaksud adalah tentang membuat pembaca penasaran, tentang bagaimana plot akan berlanjut, bagaimana hubungan tokoh utama kita dengan tokoh pria, serta bagaimana konflik akan berkembang selanjutnya.
Selain minat terhadap para tokoh, ketegangan ini juga berfungsi untuk mengikat pembaca kita agar mau mengikuti cerita kita dari awal sampai akhir.
Ketika kita sudah tahu tokoh apa yang akan kita ciptakan dan ketegangan seperti apa yang akan kita bangun,
maka langkah selanjutnya adalah "temukan titik awal".
Sebuah cerita bisa dimulai dari titik mana pun, tapi tugas kita sebagai penulis adalah menemukan titik mana yang paling menarik.
Bagaimana cara menemukannya?
Pertama, kita harus tahu garis besar keseluruhan cerita dan latar belakang dari tokoh ciptaan kita. Bagaimana awal dari hubungan para tokoh kita? Bagaimana hubungan itu akan berkembang, dan bagaimana hubungan itu akan berakhir?
Selanjutnya, kita bisa menentukan titik mana dari hubungan mereka yang paling menarik untuk memulai cerita.
Titik awal bisa dimulai dari saat mereka bertemu, atau saat mereka berpisah, atau bahkan ketika perseteruan di antara mereka sedang mencapai puncaknya.
Dua faktor utama untuk membuat adegan pembuka yang menarik adalah adegan pembuka harus langsung menunjukkan ciri khas utama tokoh dan menciptakan ketegangan supaya pembaca ketagihan untuk membaca lanjutannya.
Berikutnya, tentang pembuka cerita bertokoh utama pria.
Pertama-tama tentang "karakterisasi tokoh".
Biasanya tokoh yang memiliki pribadi yang kontras mudah disukai oleh pembaca.
Misalnya, pria penyendiri yang punya selera humor gelap, tapi ternyata ia setia kawan dan berjiwa kesatria.
Tokoh yang seratus persen jahat biasanya kurang disukai oleh pembaca.
Kedua, mengenai "konflik".
Dilema yang dihadapi oleh tokoh kita harus benar-benar ekstrem.
Misalnya, pilihan di antara hidup atau mati. Atau ketika tokoh kita sudah benar-benar pasrah, tapi ada suatu keadaan yang memaksanya untuk terus maju.
Ketiga adalah "simpati".
Bangun simpati pembaca kepada tokoh. Meskipun situasi yang dihadapi oleh tokoh terbilang ekstrem, pastikan pembaca masih merasa relate.
Misalnya, ketika tokoh kita dihina karena lemah, atau ketika tokoh kita terabaikan oleh teman-teman dan keluarganya ketika sedang mengambil keputusan yang sangat sulit.
Keempat tentang "pace".
Penulis harus bisa mengatur laju cerita agar ekspektasi pembaca terjawab dengan memuaskan.
Contohnya dengan membangun emosi pembaca lewat adegan tokoh utama yang dihina habis-habisan, tapi kemudian kita lepaskan emosi itu dengan sebuah pengungkapan bahwa ternyata tokoh utama kita lebih kuat dari orang yang menghinanya.
Kelima dan tidak kalah penting adalah "inovatif".
Adegan pembuka menunjukkan inti cerita, dan pengenalan latar belakang tokoh, dengan sejelas mungkin. Gunakan kalimat dan paragraf yang singkat, padat, serta jelas. Gambaran mengenai tokoh utama harus jelas, unik, dan menarik, supaya bisa meninggalkan kesan mendalam kepada pembaca.
Pada akhirnya, tidak ada benar atau salah dalam pembuatan sebuah cerita.
Setiap penulis bisa mencoba berbagai macam teknik ataupun gaya menulis.
Apa yang disampaikan barusan hanyalah saran, yang bisa dijadikan acuan oleh penulis pemula untuk mencoba membuat sebuah adegan pembuka yang memikat.
Yang perlu diingat adalah jangan takut untuk mencoba, karena yang terpenting adalah membangun pengalaman menulis sebanyak-banyaknya supaya kemampuan kita bisa menjadi semakin baik.
Selamat menulis~